I.
Identitas Buku
Judul : Robohnya Surau Kami
Pengarang : Ali Akbar Navis
Penerbit/tahun : PT. Gramedia Pustaka Utama/1986
Tempat terbit : Jl. Palmerah Barat 33-37, Jakarta
Tebal halaman : 148 halaman
Judul : Robohnya Surau Kami
Pengarang : Ali Akbar Navis
Penerbit/tahun : PT. Gramedia Pustaka Utama/1986
Tempat terbit : Jl. Palmerah Barat 33-37, Jakarta
Tebal halaman : 148 halaman
II.
Sinopsis
Cerpen “Robohnya Surau Kami” ini bercerita tentang seorang kakek yang hidupnya dihabiskan sebagai seorang penjaga surau. Namun, karena suatu peristiwa, kakek penjaga surau itu meninggal bunuh diri dengan sangat mengenaskan. Penyebabnya karena tertekannya kondisi psikologis dari kakek penjaga surau itu sehingga ia nekat bunuh diri. Hanyalah sebuah cerita dari Ajo Sidi yang sedikit banyak sangat menyentuh kakek tersebut. Ajo Sidi bercerita tentang seorang yang di dunia taat beragana, yaitu Haji Saleh. Haji Saleh yang taat beragama tapi hanya mementingkan diri sendiri dan tidak mempedulikan keadaan sekitar.
Dari cerita Ajo Sidi itu, mungkin kakek penjaga surau tiu merasa tersinggung dan terpukul karena selama hidupnya, kakek itu hanya menyembah dan memuji Tuhan, sampai-sampai ia tidak memiliki istri serta anak cucu. Kakek itu kemudian merasa marah dan tertekan lalu akhirnya memutuskan untuk bunuh diri.
Cerpen “Robohnya Surau Kami” ini bercerita tentang seorang kakek yang hidupnya dihabiskan sebagai seorang penjaga surau. Namun, karena suatu peristiwa, kakek penjaga surau itu meninggal bunuh diri dengan sangat mengenaskan. Penyebabnya karena tertekannya kondisi psikologis dari kakek penjaga surau itu sehingga ia nekat bunuh diri. Hanyalah sebuah cerita dari Ajo Sidi yang sedikit banyak sangat menyentuh kakek tersebut. Ajo Sidi bercerita tentang seorang yang di dunia taat beragana, yaitu Haji Saleh. Haji Saleh yang taat beragama tapi hanya mementingkan diri sendiri dan tidak mempedulikan keadaan sekitar.
Dari cerita Ajo Sidi itu, mungkin kakek penjaga surau tiu merasa tersinggung dan terpukul karena selama hidupnya, kakek itu hanya menyembah dan memuji Tuhan, sampai-sampai ia tidak memiliki istri serta anak cucu. Kakek itu kemudian merasa marah dan tertekan lalu akhirnya memutuskan untuk bunuh diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar