Mengenai masa depan. Kenapa?
Apa salah dengan
apa-apa yang aku ambil sekarang? Hari ini?
Tentang apa-apa
yang aku perjuangkan hari ini?
Kenapa? Semua
merendahkan. Seolah-olah tak ada nilai apa-apanya.
Mah, aku mau cerita. Boleh? Sedikit saja, sebentar saja. Mah, jika
memang pilihanku adalah salah. Tidakkah lebih baik untuk memberi hal positif.
Untuk kedepannya? Hal-hal yang membangun. Bukan malah semakin menjatuhkan?
Dihadapan orang banyak? Hari ini, sungguh aku tak berharap materi, tak mau
lagi. Aku lelah. Nanti, aku benar-benar ingin pergi, menjauh dari hiruk pikuk
manusia-manusia yang sibuk saling membanggakan, dan membandingkan satu sama
lain. Aku tak mau menjadi bagian dari golongan itu, Mah. Inginku mengabdikan
diri untuk manusia-manusia lain, anak-anak itu. Meski aku belum bisa menjadi
sosok yang akan mereka banggakan nantinya. Tapi inginku, membantu mereka, menjadi
bagian dari perjalanan mereka. Untuk menemukan sosok itu. Ya, itu saja, Mah.
Maaf, jika anakmu ini tak bisa membahagiakanmu dengan jalan dunia. Maaf. Aku
menyerah, Mah. Akan ku kejar kebahagiaan itu dengan jalan akhirat. Ku kira itu
lebih mudah. Tapi pintaku, ku mohon, do'akan aku. Beri aku suapan kata-kata
manis. Kata-kata pembangun birahi. Agar tak lagi aku mengalami ini, perasaan
ini, Mah. Sungguh, aku kesal. Jika malam-malamku selalu terbesit
pikiran-pikiran semacam ini. Aku tak mau sampai kepada pikiran tak percaya
dengan yang telah digariskan oleh Tuhan ku.
Oh Allah, aku tahu. Aku bukan hamba yang benar-benar bisa menaati
perintahmu secara utuh. Aku tahu, masih banyak sekali kekurangannya. Oh Allah,
aku minta maaf. Sekali lagi minta maaf. Tapi ku pinta, jangan pernah lepaskan
aku, dari jalan-jalan yang diridhoi oleh Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar